C0VID-19 yang muncul sejak tahun 2019 telah membawa pengaruh yang besar terhadap penduduk bumi. Berbagai aktivitas manusia menjadi terbatas bahkan terhenti. Salah satunya adalah terhentinya pembelajaran secara tatap muka di lembaga pendidikan. Pada pertengahan Maret 2019, aktivitas kegiatan mengajar di ruang kelas dihentikan demi mengurangi dampak penularan virus corona. Pembelajaran dilakukan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik secara daring maupun luring.
Keluh kesah orang tua
terhadap pembelajaran jarak jauh pun
meningkat. Beban guru sebagai pendidik tentunya juga sangat berat. Hingga
adanya guru kunjung ke beberapa kelompok siswa yang tidak bisa melakukan
pembelajaran secara daring. Tentu pembelajaran dan materi yang dipahami siswa
tidak bisa maksimal, meskipun telah disediakan penyederhanaan kurikulum.
Setelah Bapak Menteri Pendidikan
Indonesia, Nadiem Makarim mengumumkan bahwa daerah zona kuning dan hijau diperbolehkan
melakukan pembelajaran secara tatap muka, maka pihak sekolah dan orang tua
siswa sangat antusias dalam menyikapi informasi tersebut. Dalam menyambut awal pembelajaran di masa new normal, UPT SDN Wlingi 01 Kabupaten Blitar telah mempersiapkan
pensterilan area sekolah dan ruang kelas dengan disinfektan, wastafel,
pengurangan jumlah meja dan kursi sebagai langkah dari menjaga jarak ( physical distancing),
pengecekan suhu tubuh di gerbang pintu masuk sekolah serta tetap memperhatikan protokol-protokol
yang dapat meminimalkan penyebaran COVID-19.
Upaya orang tua/paguyuban kelas agar anak merasa nyaman dengan suasana kelas baru di masa new normal adalah dengan melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas serta menghias kelas seindah mungkin agar anak-anak merasa nyaman ketika belajar. Kegiatan kerja bakti oleh grub paguyuban dari kelas 1 hingga kelas 6 tersebut patut diacungi jempol. Salah satunya adalah adanya “Aquarium Maya” di dua kelas yaitu kelas 4 dan kelas 5. Melihat aquarium maya yang dibuat di papan kayu sebagai penyekat kelas 4 dan 5 tersebut, saya tertarik untuk sedikit mengobrol dengan seorang bapak yang merupakan wali murid dari kelas 4. Saya perhatikan langkah-langkah beliau bagaimana pembuatan aquarium maya tersebut.
“Wah, ternyata Bapak ahli dalam seni. Di lain waktu, Bapak bersedia nggih diundang ke sekolah sebagai narasumber/pakar di bidang seni lukis untuk anak-anak?”
“Inggih Bu, siap!” jawab beliau
sambil tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar